PENGETAHUAN
BAHAN KIMIA
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi tugas terstruktur
Mata Kuliah
Pengelolaan Laboratorium Kimia
Dosen
Pengampu,
Dr.
Yunita, M. Pd
Sari,
S. Pd, M. Pd
Disusun Oleh :
Kelompok
III
o
Rosti
o
Siti
hanifah
o
Supyan
Sauri
o
Vionira
Agny
o
Wanti
Nurkusmawanti
PENDIDIKAN KIMIA – B
UIN
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
CIBIRU
– BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkesempatan
dalam memberikan limpahan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Pengetahuan Bahan Kimia” ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Makalah
ini disusun dalam hal tugas Mata Kuliah Pengelolaan Laboratium Kimia. Atas
tersusunnya makalah ini, penulis ucapkan terimakasih kepada :
- Dr. Yunita, M. Pd , Sari, S. Pd, M. Pd
- Kedua orang tua tercinta yang selalau memberikan
do’a dan dukungannya`.
- Semua teman-teman yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terlalu banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saya harap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
demi makalah ini bisa lebih baik lagi. Penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dalam dalam hal ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Bandung, 7 september 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................... i
DAFTAR ISI
.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................... 1
A. Latar Belakang
................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah
........................................................................... 1
C. Tujuan Masalah
.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
......................................................................... 2
A. Pengertian Bahan Kimia
................................................................. 2
B. Kualitas Zat Kimia .......................................................................... 3
C. Penyimpanan Zat Kimia
.................................................................. 4
D. Label Pada Zat Kimia
...................................................................... 5
BAB III
PENUTUP ................................................................................... 13
A. Kesimpulan
..................................................................................... 13
B. Saran
............................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam sebuah kehidupan kita tidak
bisa lepas yang namanya bahan kimia dari bangun tidur sampai tidur kembali
contohnya sabun mandi,sikat gigi,bahan bakar motor, dll. Semua itu berguna
dalam sebuah kehidupan Kita sehari-hari tetapi ada beberapa bahan kimia yang
berbahaya apabila terkena tangan maupun terkena benda padat. Bahan kimia
tersebut terdapat senyawa kimia. Semua cuplikan suatu senyawa memiliki
komposisi yang sama; yaitu “bahwa semua cuplikan memiliki proporsi yang sama,
berdasarkan massa, dari unsur yang terdapat dalam senyawa tersebut”. (Joseph
Proust, 1800)
oleh karena itu sesorang harus
mengetahui bahan kimia itu fungsi,dampak dan pencegahannya terutama pada
seseorang Sebelum melakukan praktek agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan terjadi,jadi waktu akan melakukan praktek harus mengetahui atau
mengenal alat-alat dan bahan kimia besrta fungsinya.
2.
Perumusan Masalah
2.1.Apakah
yang dimaksud dengan bahan kimia?
2.2.Sebutkan zat kimia yang
sering di gunakan?
2.3.Bagaimana cara menyimpan
zat kimia yang aman?
3.
Tujuan
3.1.Untuk
mengetahui pengertian kimia
3.2.Untuk
mengomunikasikan kegunaan zat kimia
3.3.Untuk
mengetahui penyimpanan zat kimia yang aman
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahan Kimia
Bahan
kimia merupakan suatu zat atau senyawa dapat berwujud padat, cair atau gas dan
berdasarkan komponen penyusunnya berbentuk tunggal atau campuran yang berasal
dari alam maupun hasil proses produksi.
Pada
umumnya zat kimia yang ada di laboratorium sekolah berpotensi membahayakan.
Beberapa hal yang harus diketahui adalah wujud, warna, bentuk, bau, kelarutan
dan titik nyala serta sifat dari bahan
kimia tersebut
v
Tipe zat kimia
Beberapa tipe sesuai
sifat dan peruntukannya, yaitu:
1.
Tipe
A
Zat kimia tipe A merupakan zat-zat kimia yang dapat
digunakan siswa SMA/MA dan SMP/MTs dibawah pengawasan guru IPA yang telah
berpengalaman. Zat kimia tipe A ini memiliki bahaya yang dalam penggunaannya
dapat ditekan seminimal mungkin jika dilakukan dengan cara yang benar dan
bertanggung jawab.
2.
Tipe
B
Kategori
ini meliputi zat kimia yang lebih berbahaya dibanding dengan zat kimia tipe A,
dapat digunakan oleh guru IPA yang telah biasa menggunakannya dan oleh siswa
SMA/MA yang melakukan eksperimen. Zat-zat kimia yang termasuk dalam kategori
ini meliputi asam dan basa kuat, zat-zat pengoksidasi kuat, serta zat-zat kimia
yang tidak beracun.
3.
Tipe
C
Zat-zat kimia dalam kategori ini lebih berbahaya,
harus lebih dibatasi penggunaannya, dan dibawah pengawasan guru. Zat ini hanya
boleh disediakan untuk guru kimia yang kompeten dalam penggunaannya betul-betul
mendapat petunjuk tentang bahayanya.
4.
Tipe
D
Dalam kategori ini meliputi zat-zat kimia yang
seharusnya tidak digunakan di sekolah, dan zat ini perlu disingkirkan secepatnya.
Dua zat kimia yang seharusnya tidak digunakan di sekolah yaitu benzena dan
arsen (III) oksida.
B.
Kualitas bahan kimia
·
Analar (ar) / pro analisa
Zatkimia yang termasuk kelompok
ini mempunyai kemurnian yang tinggi atau lebih dari 99%. Label pada zat kimia
mencantumkan kadar kemurnian zat tersebut. Bahan dengan kualitas pa ini cocok
digunakan untuk penelitian dan keperluan laboratorium, karena pada saat
penelitian, zat pengotor akan mengganggu hasil penelitian. Dan hasil dari penelitian
dari zat ini akan akurat dan banyak digunakan dalam laboratorium klinik. Karena
zat ini benar-benar murni maka dihargai sangat tinggi.
·
Cp (chemical pure), gprs
(general purpose reagents)
Zat
kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang lebih rendah daripa ,
yaitu 90-95%. Pada label zat ini tidak selalu dicantumkan kemurnian serta kadar
maksimum kotoran yang terdapat didalamnya.
·
Teknis
Zat
kimia ini mempunyai kemurnian yang paling redah.pada label wadah zat kimia ini
tidak tercantum jenis pengotor yang terdapat didalamnya. Dan zat kimia ini yang
biasa digunakan untuk tingkat sekolah.
Biasanya, zat seperti
diatas diperjualbelikan hanya untuk sesuai keperluan, misalnya analisa klinik,
penentuan biokimia, kultur jaringan dan sebagainya.
C.
Penyimpanan Zat Kimia
Bahan kimia yang ada di
laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di
samping jumlahnya yang banyak, bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko bahaya
yang cukup tinggi. oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam
penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan
(segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling),
fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary
containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory),
dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Penyimpanan bahan-bahan kimia di
laboratorium di dasarkan pada wujud dari zat tersebut (padat, cair dan gas),
sifat-sifat zat (Asam dan basa), sifat bahaya zat (korosif, mudah terbakar,
racun dll), seberapa sering zat tersebut digunakan. Sistem penyimpanan
bahan-bahan kimia didasarkan pada bahan yang sering dipakai, bahan yang boleh
diambil sendiri oleh pemakai laboratorium, bahan yang berbahaya/racun, dan
jumlah bahan yang dsimpan.
Cara menyimpan bahan-bahan kimia sama hanya dengan menyimpan alat-alat laboratorium, sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:
Cara menyimpan bahan-bahan kimia sama hanya dengan menyimpan alat-alat laboratorium, sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:
1. Bahan yang dapat bereaksi
dengan plastic sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
2. Bahan yang dapat bereaksi
dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastic.
3. Bahan yang dapat berubah
apabila terkena matahari langsung harus disimpan daam botol gelap dan
diletakkan dalam lemari tertutup.
4. Bahan yang tidak mudah
rusak oleh cahaya matahari secara langsung dapat disimpan dalam botol berwarna
bening.
5. Bahan berbahaya dan bahan
korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
6. Bahan disimpan dalam
botol yang diberi symbol karakteristik masing-masing bahan.
D.
Label pada Zat Kimia
1.
Lambang Bahan Kimia
Berbahaya
Bahan
kimia dapat diklasifikasikan yaitu: mudah meledak, mengoksidasi, terbakar,
meracuni, korosif, iritasi atau mencederai, dengan simbol-simbol tanda bahaya.
Disamping itu terdapat kode resiko (Risk) dengan lambang “R” dari kode
keselamatan (Safety) dengan lambang “S” sebagai berikut:
|
Lambang F atau Flammable,
artinya zat kimia dengan lambang ini bersifat mudah menyala/terbakar.
Contoh: Fosfor, karbon
disulfida dan senyawa-senyawa yang mudah menguap.
|
|
Lambang X atau
harmfull/iritant, artinya zat tersebut dapat menimbulkan iritasi atau rasa
pedih dan kalau tertelan dapat menyebabkan keracunan (berbahaya). Contoh:
Kloroform, butanal, natrium oksalat, hidrogen peroksida dan naftol.
|
|
Lambang C atau corrosive,
artinya zat kimia yang bersifat korosif atau merusak jaringan atau peralatan.
Jika bekerja dengan zat ini jangan sampai kena badan, pakaina, logam dan
kayu. Contoh: NaOH, KOH, asam pekat (HCL dan
![]() |
|
Lambang T atau toxic, artinya
zat kimia ini beracun jika tertelan, terhirup, atau kena badan, harus waspada
terutama terhadap zat yang karsinogenik atau dapat menimbulkan penyakit
kanker, seperti benzidin. Contoh: kalium sianida, sublimat timbal nitrat,
fenol, nitrobenzena, anilin, benzena, uap brom, uap raksa, toluena, dan uap
klor.
|
|
Lambang E atau explosive,
artinya zat yang mudah meledak, jauhkan penyimpanannya dari panas dan api.
Hindarkan zat itu dari gesekan atau guncangan. Simpanlah zat itu dalam
keadaan basah. Contoh: nitroselulosa, asam pikrat, dan amonium dikromat.
|
|
Lambang O atau oxidizing
subtance, artinya zat kimia yang dapat mengoksidasi, jauhkan penyimpanannya
dari api, karena zat itu bersifat mempermudah atau mempercepat kebakaran.
Contoh:
![]() |
|
Unsur radio aktif.
Contoh: radio aktif, karbon,
uranium dan plutonium.
|
|
Tanda bahaya ini memperingatkan
kamu agar lebih berhati-hati.
|
Disamping itu terdapat
kode resiko (Risk) dengan lambang R dan kode keselamatan (Safety) dengan
lambang S, sebagai berikut:
No.
|
Kode
|
Resiko
|
1.
|
R1
|
Eksplosif bila kering
|
2.
|
R2
|
Eksplosif bila kena benturan,
gesekan atau sumber api
|
3.
|
R3
|
Resiko tinggi terhadap
eksplosif bila kena benturan, gesekan dan sumber api.
|
4.
|
R4
|
Membentuk senyawa metal yang
eksplosif.
|
5.
|
R5
|
Pemanasan akan menimbulkan
eksplosif.
|
6.
|
R6
|
Eksplosif bila kontak atau
tidak dengan udara.
|
7.
|
R7
|
Penyerap api.
|
8.
|
R8
|
Kontak dengan bahan mudah
terbakar, menimbulkan api.
|
9.
|
R9
|
Eksplosif bila kontak dengan
bahan mudah terbakar.
|
10.
|
R10
|
Bahan mudah terbakar.
|
11.
|
R11
|
Amat mudah terbakar.
|
12.
|
R12
|
Amat sangat mudah terbakar.
|
13.
|
R13
|
Gas cair amat mudah terbakar.
|
14.
|
R14
|
Reaksi hebat dengan air.
|
15.
|
R15
|
Kontak dengan air menghasilkan
gas dan mudah terbakar.
|
16.
|
R16
|
Eksplosif bila bercampur dengan
oksigen.
|
17.
|
R17
|
Segera terbakar bila terkena
udara.
|
18.
|
R18
|
Bereaksi dengan udara membentuk
campuran yang eksplosif mudah terbakar.
|
19.
|
R19
|
Membentuk peroksida yang
eksplosif.
|
20.
|
R20
|
Berbahaya bila terhisap.
|
21.
|
R21
|
Berbahaya bila kontak dengan
kulit.
|
22.
|
R22
|
Berbahaya bila tertelan.
|
23.
|
R23
|
Racun bila terhisap.
|
24.
|
R24
|
Racun bila kontak dengan kulit.
|
25.
|
R25
|
Racun bila tertelan.
|
26.
|
R26
|
Racun keras bila terhisap.
|
27.
|
R27
|
Racun keras bila terhisap
dengan kulit.
|
28.
|
R28
|
Racun keras bila tertelan.
|
29.
|
R29
|
Mengeluarkan gas beracun bila
kena air.
|
30.
|
R30
|
Menjadi gas mudah terbakar
dalam penggunannya.
|
31.
|
R31
|
Mengeluarkan gas beracun bila
kena asam.
|
32.
|
R32
|
Mengeluarkan gas amat beracun
bila kena asam.
|
33.
|
R33
|
Bahaya akumulatif.
|
34.
|
R34
|
Penyebab luka bakar kulit.
|
35.
|
R35
|
Penyebab luka bakar yang parah
pada kulit.
|
36.
|
R36
|
Iritasi pada mata.
|
37.
|
R37
|
Iritasi pada sistem respirasi.
|
38.
|
R38
|
Iritasi pada kulit.
|
39.
|
R39
|
Bahaya cacat yang tetap.
|
40.
|
R40
|
Resiko cacat yang tetap.
|
41.
|
R41
|
Sensitasi bila terhirup.
|
42.
|
R43
|
Sensitasi bila kena kulit.
|
43.
|
R14/15
|
Bereaksi hebat dengan air dan
mengeluarkan gas mudah terbakar.
|
44.
|
R15/19
|
Kontak mengeluarkan gas toksik
dan mudah terbakar.
|
45.
|
R20/21
|
Berbahaya bila terhirup atau
tertelan.
|
46.
|
R21/22
|
Berbahaya bila terhirup atau
kena kulit.
|
47.
|
R20/21/22
|
Berbahaya bila terhirup,
tertelan dan kena kulit.
|
48.
|
R23/24
|
Racun bila terhirup dan kena
kulit.
|
49.
|
R24/25
|
Racun bila kena kulit atau
tertelan.
|
50. Kode
Keselamatan
No.
|
Kode
|
Keterangan
|
1.
|
S1
|
Jaga selalu tertutup
|
2.
|
S2
|
Jauhkan dari jangkauan
anak-anak
|
3.
|
S3
|
|
4.
|
S4
|
Jauhkan dari pusat kehidupan
|
5.
|
S5
|
Jaga isi dalam suatu bahan
tertentu
|
6.
|
S6
|
Jaga dalam gas insert, cair
|
7.
|
S7
|
Jaga isi dengan tutup kuat
|
8.
|
S8
|
Jaga isi tetap kering
|
9.
|
S9
|
Jaga isi dalam ruang
berventilasi
|
10.
|
S10
|
Jaga isi tetap basah
|
11.
|
S11
|
Cegah kontak dengan udara
|
12.
|
S12
|
Jangan tertutup
|
13.
|
S13
|
Cegah kontak dengan makanan
|
14.
|
S14
|
Jauhkan dari....
|
15.
|
S15
|
Jauhkan dari sumber api
|
51. Zat
Kimia Berbahaya
Bahan-bahan kimia yang
berbahaya terdiri dari:
a.
Zat-zat
yang merusak kulit:
Asam kuat: 

Basa kuat: NaOH, KOH.
Asam/basa lemah: 

Lain-lain: hidrogen peroksida pekat, brom cair, persenyawaan
krom, kapur klor, amonium sulfida dan lain-lain.
b.
Gas-gas
beracun:
1)
CO
(Karbon Monoksida)
2)
(Hidrogen Sulfida)

3)
Uap
Hg (Uap Raksa)
4)
HCN
(Hidrogen Sianida)
5)
(Arsen Hidrida)

6)
(Nitrogen Dioksida)

7)
dan
(Klor dan Brom)


c.
Pelarut-pelarut:
Air
, aseton (
), metanol (
), etanol (
), benzena (
), toluena (
), pyridine (
), amonia cair (
), karbon disulfida (
), kloroform (
), dan karbon tetra klorida (
.











d.
Zat-zat
yang meledak:
pada pengerjaan analisa mungkin juga terjadi zat-zat pekat
dari
dan
, nitrida-nitrida logam berat serta
hidrogen. Endapan hitam yang lambat laun terjadi dalam larutan perak beramonia
asam perklorat jika ada zat-zat organik.



52. Racun
dari Bahan Kimia
Racun dari bahan kimia
dapat berpengaruh secara mendadak atau menahun, tergantung dari konsentrasi
lamanya waktu kepajanan. Bahan kimia dapat pula menimbulkan pengaruh yang
berbeda sesuai dengan perbedaan cara dan jenis kepajanannya.
Pengaruh bahan kimia
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Iritasi
yaitu suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila tubuh kontak dengan
bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya kulit, mata dan saluran
pernapasan.
b.
Alergi,
bisa terjadi melalui proses paparan terhadap bahan-bahan kimia. Alergi dapat
terjadi pada kulit dan saluran pernapasan.
1)
Pengamanan
secara umum:
1.
Hati-hati
menggunakan zat-zat kimia yang mudah terbakar, jangan didekatkan pada alat
pembakar.
2.
Gunakan
sarung tangan untuk menghindari sentuhan kulit dengan zat kimia.
3.
Jangan
langsung menghirup di atas tabung yang terbuka.
4.
Menurut
aturan zat kimia tidak boleh dicicipi.
5.
Cairan
yang mudah menguap harus selalu ditangani dalam almari asap.
6.
Pastikan
bahwa suatu ruang baik ventilasinya sebelum menggunakan zat kimia yang mudah
menguap.
7.
Cuci
tangan setelah menangani zat-zat kimia dan jika akan meninggalkan laboratorium.
8.
Jangan
membiarkan zat-zat kimia yang tak berlabel.
9.
Jika
menuang cairan pada botol, pegang botol pada sisinya untuk menghindari luka
bakar pada kulit yang mungkin kena zat kimia itu.
10. Jangan melihat langsung
dari atas tabung untuk mengamati suatu reaksi.
11. Tambahkan zat pereaksi
yang lebih aktif pada yang kurang aktif.
12. Dilarang makan di ruang
laboratorium atau persipan.
13. Simpan dan singkirkan
zat-zat kimia beracun sehingga aman dari semua orang yang belum berpengalaman
dan anak-anak.
14. Sifat racun zat kimia
harus diketahui sebelum digunakan.
15. Semua guru harus tahu
betul tempat dan isi pemadam selimut api dan kotak pertolongan pertama, serta
prosedur penggunaannya jika terjadi kecelakaan.
2)
Pengamanan
secara khusus:
1.
Semua
botol reagen harus berlabel yang jelas.
2.
Semua
botol reagen harus tersumbat baik dan harus dipegang pada bagian badannya.
3.
Jika
mengeluarkan penutup kaca dari botol, putarlah penutup itu sambil mengangkatnya
sementara botol ditekan sehingga dasarnya tetap pada daun meja.
4.
Jika
menuang cairan, label harus ada di bagian telapak tangan di atas, sehingga
tercegah kerusakan labelnya.
5.
Bagian
luar botol reagen harus dibersihkan dari aliran cairan setelah dipakai.
6.
Reagen
padat harus diambil dari botol dengan spatula, tang, atau alat lain yang
tersedia.
7.
Penutup
berulir harus diputar sampai ketat supaya aliran udara tidak masuk.
8.
Beberapa
penutup botol mempunyai pengaman tambahan berupa pita perekat yang
mengelilinginya.
3)
Hal-hal
yang harus diperhatikan:
Secara umum reaksi akan
lebih hebat. Jika bahan-bahan semakin halus.
1.
Reaksi
kalium atau natrium dengan air hanya boleh dilakukan oleh guru.
2.
Kalium,
natrium, serbuk magnesium dan serbuk aluminium dicampur dengan asam hanya boleh
dilakukan oleh guru.
3.
Serbuk
aluminium atau serbuk seng dicampur dengan basa hanya dilakukan oleh guru dalam
almari asam.
4.
Zat
pengoksidasi dan zat pereduksi tidak boleh digerus bersama dalam lumpang,
misalnya gliserol dan kalium permanganat, atau serbuk aluminium dan kalium
klorat.
5.
Zat-zat
yang harus dilakukan dalam almari asam
a.
Garam-garam
nitrat, sulfida, sulfit, bereaksi hebat dengan asam, menimbulkan gas seperti
oksida nitrogen, hidrogen sulfida dan belerang dioksida, karena sifat beracun
dari gas-gas ini reaksi demikian harus.
b.
Asam
sulfat dan nitrat pekat attau encer bereaksi hebat dengan logam menghasilkan
berturut-turut gas belerang dioksida yang beracun dan oksida-oksida nitrogen.
Reaksi semacam ini harus hati-hati.
c.
Asam
sulfat pekat bereaksi dengan garam-garam klorida, bromida dan yodida
menghasilkan gas-gas beracun dan berbau tidak enak.
6.
Campuran
yang berbahaya, seperti reaksi yang menghasilkan gas atau banyak kalor. Semua
staf dan siswa yang perlu diperingatkan sebelumnya untuk memastikan bahwa
setiap bahaya demikian telah dimengerti dan diambil tindakan pengamanan
sebelumnya.
7.
Penggunaan
kaca mata pengaman dan sarung tangan perlu ditekankan pada penggunaan
bahan-bahan beracun dan korosif atau pemanasa campuran zat-zat kimia.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa tidak semua bahan kimia aman untuk di pakai akan tetapi
bahan kimia juga berdampak berbahaya kepada kesehatan dan lebih parahnya
luka bakar dll,. Fase R adalah akibatnya dan fase S adalah tata cara atau yang
mengatisipasi apabila terkena bahan kimia tersebut.
B.
Saran
Harus
berhati-hati dalam menggunakan bahan kimia dan harus memperhtikan kode S pada
suatu bahan kimia tersebut kode R untuk apakah yang terjadi jika terkena bahan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Yunita. 2016. Panduan
Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung: C.V. INSAN MANDIRI
http://ainundhia.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar