Rabu, 12 Oktober 2016

makalah pengetahuan bahan kimia

­­­­­­­­­­­­PENGETAHUAN BAHAN KIMIA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah
 Pengelolaan Laboratorium Kimia

Dosen Pengampu,
Dr. Yunita, M. Pd
Sari, S. Pd, M. Pd
 

Disusun Oleh :
Kelompok III
o   Rosti
o   Siti hanifah
o   Supyan Sauri
o   Vionira Agny
o   Wanti Nurkusmawanti
PENDIDIKAN KIMIA – B
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
CIBIRU – BANDUNG
2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkesempatan dalam  memberikan limpahan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pengetahuan Bahan Kimia ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun dalam hal tugas Mata Kuliah Pengelolaan Laboratium Kimia. Atas tersusunnya makalah ini, penulis ucapkan terimakasih kepada :
  1. Dr. Yunita, M. Pd , Sari, S. Pd, M. Pd
  2. Kedua orang tua tercinta yang selalau memberikan do’a dan dukungannya`.
  3.  Semua teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terlalu banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya harap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi  makalah ini bisa lebih baik lagi. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam dalam hal ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Bandung, 7 september 2016
Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................             i
DAFTAR ISI ..............................................................................................              ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................   1
A.    Latar Belakang ................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah ...........................................................................   1
C.     Tujuan Masalah ..............................................................................    1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................    2
A.    Pengertian Bahan Kimia .................................................................   2
B.     Kualitas  Zat Kimia ..........................................................................  3
C.     Penyimpanan Zat Kimia ..................................................................  4
D.    Label Pada Zat Kimia ......................................................................  5
BAB III PENUTUP ...................................................................................  13
A.    Kesimpulan .....................................................................................   13
B.     Saran ...............................................................................................   13
DAFTAR PUSTAKA









BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Dalam sebuah kehidupan kita tidak bisa lepas yang namanya bahan kimia dari bangun tidur sampai tidur kembali contohnya sabun mandi,sikat gigi,bahan bakar motor, dll. Semua itu berguna dalam sebuah kehidupan Kita sehari-hari tetapi ada beberapa bahan kimia yang berbahaya apabila terkena tangan maupun terkena benda padat. Bahan kimia tersebut terdapat senyawa kimia. Semua cuplikan suatu senyawa memiliki komposisi yang sama; yaitu “bahwa semua cuplikan memiliki proporsi yang sama, berdasarkan massa, dari unsur yang terdapat dalam senyawa tersebut”. (Joseph Proust, 1800)
oleh karena itu sesorang harus mengetahui bahan kimia itu fungsi,dampak dan pencegahannya terutama pada seseorang Sebelum melakukan praktek agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi,jadi waktu akan melakukan praktek harus mengetahui atau mengenal alat-alat dan bahan kimia besrta fungsinya.
2.      Perumusan Masalah
2.1.Apakah yang dimaksud dengan bahan kimia?
2.2.Sebutkan zat kimia yang sering di gunakan?
2.3.Bagaimana cara menyimpan zat kimia yang aman?
3.      Tujuan
3.1.Untuk mengetahui pengertian kimia
3.2.Untuk mengomunikasikan kegunaan zat kimia
3.3.Untuk mengetahui penyimpanan zat kimia yang aman



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bahan Kimia
Bahan kimia merupakan suatu zat atau senyawa dapat berwujud padat, cair atau gas dan berdasarkan komponen penyusunnya berbentuk tunggal atau campuran yang berasal dari alam maupun hasil proses produksi.
Pada umumnya zat kimia yang ada di laboratorium sekolah berpotensi membahayakan. Beberapa hal yang harus diketahui adalah wujud, warna, bentuk, bau, kelarutan dan titik nyala  serta sifat dari bahan kimia tersebut
v  Tipe zat kimia
Beberapa tipe sesuai sifat dan peruntukannya, yaitu:
1.      Tipe A
Zat kimia tipe A merupakan zat-zat kimia yang dapat digunakan siswa SMA/MA dan SMP/MTs dibawah pengawasan guru IPA yang telah berpengalaman. Zat kimia tipe A ini memiliki bahaya yang dalam penggunaannya dapat ditekan seminimal mungkin jika dilakukan dengan cara yang benar dan bertanggung jawab.

2.      Tipe B
Kategori ini meliputi zat kimia yang lebih berbahaya dibanding dengan zat kimia tipe A, dapat digunakan oleh guru IPA yang telah biasa menggunakannya dan oleh siswa SMA/MA yang melakukan eksperimen. Zat-zat kimia yang termasuk dalam kategori ini meliputi asam dan basa kuat, zat-zat pengoksidasi kuat, serta zat-zat kimia yang tidak beracun.


3.      Tipe C
Zat-zat kimia dalam kategori ini lebih berbahaya, harus lebih dibatasi penggunaannya, dan dibawah pengawasan guru. Zat ini hanya boleh disediakan untuk guru kimia yang kompeten dalam penggunaannya betul-betul mendapat petunjuk tentang bahayanya.

4.      Tipe D
Dalam kategori ini meliputi zat-zat kimia yang seharusnya tidak digunakan di sekolah, dan zat ini perlu disingkirkan secepatnya. Dua zat kimia yang seharusnya tidak digunakan di sekolah yaitu benzena dan arsen (III) oksida.

B.     Kualitas bahan kimia
·    Analar (ar) /  pro analisa
Zatkimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang tinggi atau lebih dari 99%. Label pada zat kimia mencantumkan kadar kemurnian zat tersebut. Bahan dengan kualitas pa ini cocok digunakan untuk penelitian dan keperluan laboratorium, karena pada saat penelitian, zat pengotor akan mengganggu hasil penelitian. Dan hasil dari penelitian dari zat ini akan akurat dan banyak digunakan dalam laboratorium klinik. Karena zat ini benar-benar murni maka dihargai sangat tinggi.
·    Cp (chemical pure), gprs (general purpose reagents)
Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang lebih rendah daripa , yaitu 90-95%. Pada label zat ini tidak selalu dicantumkan kemurnian serta kadar maksimum kotoran yang terdapat didalamnya.
·    Teknis
Zat kimia ini mempunyai kemurnian yang paling redah.pada label wadah zat kimia ini tidak tercantum jenis pengotor yang terdapat didalamnya. Dan zat kimia ini yang biasa digunakan untuk tingkat sekolah.
Biasanya, zat seperti diatas diperjualbelikan hanya untuk sesuai keperluan, misalnya analisa klinik, penentuan biokimia, kultur jaringan dan sebagainya.



C.    Penyimpanan Zat Kimia
Bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya yang banyak, bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko bahaya yang cukup tinggi. oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium di dasarkan pada wujud dari zat tersebut (padat, cair dan gas), sifat-sifat zat (Asam dan basa), sifat bahaya zat (korosif, mudah terbakar, racun dll), seberapa sering zat tersebut digunakan. Sistem penyimpanan bahan-bahan kimia didasarkan pada bahan yang sering dipakai, bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai laboratorium, bahan yang berbahaya/racun, dan jumlah bahan yang dsimpan.
Cara menyimpan bahan-bahan kimia sama hanya dengan menyimpan alat-alat laboratorium, sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:
1.      Bahan yang dapat bereaksi dengan plastic sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
2.      Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastic.
3.      Bahan yang dapat berubah apabila terkena matahari langsung harus disimpan daam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup.
4.      Bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dapat disimpan dalam botol berwarna bening.
5.      Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
6.      Bahan disimpan dalam botol yang diberi symbol karakteristik masing-masing bahan.
D.    Label pada Zat Kimia
1.      Lambang Bahan Kimia Berbahaya
Bahan kimia dapat diklasifikasikan yaitu: mudah meledak, mengoksidasi, terbakar, meracuni, korosif, iritasi atau mencederai, dengan simbol-simbol tanda bahaya. Disamping itu terdapat kode resiko (Risk) dengan lambang “R” dari kode keselamatan (Safety) dengan lambang “S” sebagai berikut:


Lambang F atau Flammable, artinya zat kimia dengan lambang ini bersifat mudah menyala/terbakar.
Contoh: Fosfor, karbon disulfida dan senyawa-senyawa yang mudah menguap.

Lambang X atau harmfull/iritant, artinya zat tersebut dapat menimbulkan iritasi atau rasa pedih dan kalau tertelan dapat menyebabkan keracunan (berbahaya). Contoh: Kloroform, butanal, natrium oksalat, hidrogen peroksida dan naftol.

Lambang C atau corrosive, artinya zat kimia yang bersifat korosif atau merusak jaringan atau peralatan. Jika bekerja dengan zat ini jangan sampai kena badan, pakaina, logam dan kayu. Contoh: NaOH, KOH, asam pekat (HCL dan ), fenol, cuka glasial (pekat), dan brom cair.

Lambang T atau toxic, artinya zat kimia ini beracun jika tertelan, terhirup, atau kena badan, harus waspada terutama terhadap zat yang karsinogenik atau dapat menimbulkan penyakit kanker, seperti benzidin. Contoh: kalium sianida, sublimat timbal nitrat, fenol, nitrobenzena, anilin, benzena, uap brom, uap raksa, toluena, dan uap klor.

Lambang E atau explosive, artinya zat yang mudah meledak, jauhkan penyimpanannya dari panas dan api. Hindarkan zat itu dari gesekan atau guncangan. Simpanlah zat itu dalam keadaan basah. Contoh: nitroselulosa, asam pikrat, dan amonium dikromat.

Lambang O atau oxidizing subtance, artinya zat kimia yang dapat mengoksidasi, jauhkan penyimpanannya dari api, karena zat itu bersifat mempermudah atau mempercepat kebakaran. Contoh:

Unsur radio aktif.
Contoh: radio aktif, karbon, uranium dan plutonium.

Tanda bahaya ini memperingatkan kamu agar lebih berhati-hati.

Disamping itu terdapat kode resiko (Risk) dengan lambang R dan kode keselamatan (Safety) dengan lambang S, sebagai berikut:
No.
Kode
Resiko
1.       
R1
Eksplosif bila kering
2.       
R2
Eksplosif bila kena benturan, gesekan atau sumber api
3.       
R3
Resiko tinggi terhadap eksplosif bila kena benturan, gesekan dan sumber api.
4.       
R4
Membentuk senyawa metal yang eksplosif.
5.       
R5
Pemanasan akan menimbulkan eksplosif.
6.       
R6
Eksplosif bila kontak atau tidak dengan udara.
7.       
R7
Penyerap api.
8.       
R8
Kontak dengan bahan mudah terbakar, menimbulkan api.
9.       
R9
Eksplosif bila kontak dengan bahan mudah terbakar.
10.   
R10
Bahan mudah terbakar.
11.   
R11
Amat mudah terbakar.
12.   
R12
Amat sangat mudah terbakar.
13.   
R13
Gas cair amat mudah terbakar.
14.   
R14
Reaksi hebat dengan air.
15.   
R15
Kontak dengan air menghasilkan gas dan mudah terbakar.
16.   
R16
Eksplosif bila bercampur dengan oksigen.
17.   
R17
Segera terbakar bila terkena udara.
18.   
R18
Bereaksi dengan udara membentuk campuran yang eksplosif mudah terbakar.
19.   
R19
Membentuk peroksida yang eksplosif.
20.   
R20
Berbahaya bila terhisap.
21.   
R21
Berbahaya bila kontak dengan kulit.
22.   
R22
Berbahaya bila tertelan.
23.   
R23
Racun bila terhisap.
24.   
R24
Racun bila kontak dengan kulit.
25.   
R25
Racun bila tertelan.
26.   
R26
Racun keras bila terhisap.
27.   
R27
Racun keras bila terhisap dengan kulit.
28.   
R28
Racun keras bila tertelan.
29.   
R29
Mengeluarkan gas beracun bila kena air.
30.   
R30
Menjadi gas mudah terbakar dalam penggunannya.
31.   
R31
Mengeluarkan gas beracun bila kena asam.
32.   
R32
Mengeluarkan gas amat beracun bila kena asam.
33.   
R33
Bahaya akumulatif.
34.   
R34
Penyebab luka bakar kulit.
35.   
R35
Penyebab luka bakar yang parah pada kulit.
36.   
R36
Iritasi pada mata.
37.   
R37
Iritasi pada sistem respirasi.
38.   
R38
Iritasi pada kulit.
39.   
R39
Bahaya cacat yang tetap.
40.   
R40
Resiko cacat yang tetap.
41.   
R41
Sensitasi bila terhirup.
42.   
R43
Sensitasi bila kena kulit.
43.   
R14/15
Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan gas mudah terbakar.
44.   
R15/19
Kontak mengeluarkan gas toksik dan mudah terbakar.
45.   
R20/21
Berbahaya bila terhirup atau tertelan.
46.   
R21/22
Berbahaya bila terhirup atau kena kulit.
47.   
R20/21/22
Berbahaya bila terhirup, tertelan dan kena kulit.
48.   
R23/24
Racun bila terhirup dan kena kulit.
49.   
R24/25
Racun bila kena kulit atau tertelan.
50.  Kode Keselamatan
No.
Kode
Keterangan
1.       
S1
Jaga selalu tertutup
2.       
S2
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
3.       
S3

4.       
S4
Jauhkan dari pusat kehidupan
5.       
S5
Jaga isi dalam suatu bahan tertentu
6.       
S6
Jaga dalam gas insert, cair
7.       
S7
Jaga isi dengan tutup kuat
8.       
S8
Jaga isi tetap kering
9.       
S9
Jaga isi dalam ruang berventilasi
10.   
S10
Jaga isi tetap basah
11.   
S11
Cegah kontak dengan udara
12.   
S12
Jangan tertutup
13.   
S13
Cegah kontak dengan makanan
14.   
S14
Jauhkan dari....
15.   
S15
Jauhkan dari sumber api
51.  Zat Kimia Berbahaya
Bahan-bahan kimia yang berbahaya terdiri dari:
a.       Zat-zat yang merusak kulit:
Asam kuat:
Basa kuat: NaOH, KOH.
Asam/basa lemah:
Lain-lain: hidrogen peroksida pekat, brom cair, persenyawaan krom, kapur klor, amonium sulfida dan lain-lain.
b.      Gas-gas beracun:
1)      CO (Karbon Monoksida)
2)       (Hidrogen Sulfida)
3)      Uap Hg (Uap Raksa)
4)      HCN (Hidrogen Sianida)
5)       (Arsen Hidrida)
6)       (Nitrogen Dioksida)
7)       dan  (Klor dan Brom)
c.       Pelarut-pelarut:
Air , aseton (), metanol (), etanol (), benzena (), toluena (), pyridine (), amonia cair (), karbon disulfida (), kloroform (), dan karbon tetra klorida (.
d.      Zat-zat yang meledak:
pada pengerjaan analisa mungkin juga terjadi zat-zat pekat  dari  dan , nitrida-nitrida logam berat serta hidrogen. Endapan hitam yang lambat laun terjadi dalam larutan perak beramonia asam perklorat jika ada zat-zat organik.
52.  Racun dari Bahan Kimia
Racun dari bahan kimia dapat berpengaruh secara mendadak atau menahun, tergantung dari konsentrasi lamanya waktu kepajanan. Bahan kimia dapat pula menimbulkan pengaruh yang berbeda sesuai dengan perbedaan cara dan jenis kepajanannya.
Pengaruh bahan kimia dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Iritasi yaitu suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya kulit, mata dan saluran pernapasan.
b.      Alergi, bisa terjadi melalui proses paparan terhadap bahan-bahan kimia. Alergi dapat terjadi pada kulit dan saluran pernapasan.
1)      Pengamanan secara umum:
1.      Hati-hati menggunakan zat-zat kimia yang mudah terbakar, jangan didekatkan pada alat pembakar.
2.      Gunakan sarung tangan untuk menghindari sentuhan kulit dengan zat kimia.
3.      Jangan langsung menghirup di atas tabung yang terbuka.
4.      Menurut aturan zat kimia tidak boleh dicicipi.
5.      Cairan yang mudah menguap harus selalu ditangani dalam almari asap.
6.      Pastikan bahwa suatu ruang baik ventilasinya sebelum menggunakan zat kimia yang mudah menguap.
7.      Cuci tangan setelah menangani zat-zat kimia dan jika akan meninggalkan laboratorium.
8.      Jangan membiarkan zat-zat kimia yang tak berlabel.
9.      Jika menuang cairan pada botol, pegang botol pada sisinya untuk menghindari luka bakar pada kulit yang mungkin kena zat kimia itu.
10.  Jangan melihat langsung dari atas tabung untuk mengamati suatu reaksi.
11.  Tambahkan zat pereaksi yang lebih aktif pada yang kurang aktif.
12.  Dilarang makan di ruang laboratorium atau persipan.
13.  Simpan dan singkirkan zat-zat kimia beracun sehingga aman dari semua orang yang belum berpengalaman dan anak-anak.
14.  Sifat racun zat kimia harus diketahui sebelum digunakan.
15.  Semua guru harus tahu betul tempat dan isi pemadam selimut api dan kotak pertolongan pertama, serta prosedur penggunaannya jika terjadi kecelakaan.
2)      Pengamanan secara khusus:
1.      Semua botol reagen harus berlabel yang jelas.
2.      Semua botol reagen harus tersumbat baik dan harus dipegang pada bagian badannya.
3.      Jika mengeluarkan penutup kaca dari botol, putarlah penutup itu sambil mengangkatnya sementara botol ditekan sehingga dasarnya tetap pada daun meja.
4.      Jika menuang cairan, label harus ada di bagian telapak tangan di atas, sehingga tercegah kerusakan labelnya.
5.      Bagian luar botol reagen harus dibersihkan dari aliran cairan setelah dipakai.
6.      Reagen padat harus diambil dari botol dengan spatula, tang, atau alat lain yang tersedia.
7.      Penutup berulir harus diputar sampai ketat supaya aliran udara tidak masuk.
8.      Beberapa penutup botol mempunyai pengaman tambahan berupa pita perekat yang mengelilinginya.
3)      Hal-hal yang harus diperhatikan:
Secara umum reaksi akan lebih hebat. Jika bahan-bahan semakin halus.
1.      Reaksi kalium atau natrium dengan air hanya boleh dilakukan oleh guru.
2.      Kalium, natrium, serbuk magnesium dan serbuk aluminium dicampur dengan asam hanya boleh dilakukan oleh guru.
3.      Serbuk aluminium atau serbuk seng dicampur dengan basa hanya dilakukan oleh guru dalam almari asam.
4.      Zat pengoksidasi dan zat pereduksi tidak boleh digerus bersama dalam lumpang, misalnya gliserol dan kalium permanganat, atau serbuk aluminium dan kalium klorat.
5.      Zat-zat yang harus dilakukan dalam almari asam
a.       Garam-garam nitrat, sulfida, sulfit, bereaksi hebat dengan asam, menimbulkan gas seperti oksida nitrogen, hidrogen sulfida dan belerang dioksida, karena sifat beracun dari gas-gas ini reaksi demikian harus.
b.      Asam sulfat dan nitrat pekat attau encer bereaksi hebat dengan logam menghasilkan berturut-turut gas belerang dioksida yang beracun dan oksida-oksida nitrogen. Reaksi semacam ini harus hati-hati.
c.       Asam sulfat pekat bereaksi dengan garam-garam klorida, bromida dan yodida menghasilkan gas-gas beracun dan berbau tidak enak.
6.      Campuran yang berbahaya, seperti reaksi yang menghasilkan gas atau banyak kalor. Semua staf dan siswa yang perlu diperingatkan sebelumnya untuk memastikan bahwa setiap bahaya demikian telah dimengerti dan diambil tindakan pengamanan sebelumnya.
7.      Penggunaan kaca mata pengaman dan sarung tangan perlu ditekankan pada penggunaan bahan-bahan beracun dan korosif atau pemanasa campuran zat-zat kimia.  













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa tidak semua bahan kimia aman untuk di pakai akan tetapi bahan  kimia juga berdampak berbahaya kepada kesehatan dan lebih parahnya luka bakar dll,. Fase R adalah akibatnya dan fase S adalah tata cara atau yang mengatisipasi apabila terkena bahan kimia tersebut.

B.     Saran
Harus berhati-hati dalam menggunakan bahan kimia dan harus memperhtikan kode S pada suatu bahan kimia tersebut kode R untuk apakah yang terjadi jika terkena bahan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Yunita. 2016. Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung: C.V. INSAN MANDIRI
http://ainundhia.blogspot.co.id/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar